A.
Sistem
Endokrin
I.
Pengertian
dan Fungsi Sistem Endokrin
System endokrin adalah system kelenjar
control tanpa saluran (ductless) yang mensekresikan hormone yang tersirkulasi
di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain (organ
target).
System endokrin, dalam kaitannya dengan
system saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua system ini
bersama-sama bekerja untu mempertahankan homeostasis tubuh dan merupakan system
komunikasi utama dalam tubuh. Bila system endokrin umumnya bekerja melalui
hormone, maka system saraf bekerja melalui neurotransmitter yang dihasilkan
oleh ujung-ujung saraf.
Adapun fungsi dari system endokrin,
ialah mengatur mempengaruhi bebrapa aktivitas dalam tubuh manusia, yaitu :
1. Reproduksi
dan laktasi
2. Proses
system kekebalan tubuh
3. Keseimbangan
asam basa
4. Asupan
cairan, keseimbangan volume cairan intraselular dan ekstraselular
5. Metabolism
karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat
6. Digesti,
absorbs, dan distribusi nutrient
7. Tekanan
darah
8. Tahanan
tekanan
9. Adaptasi
terhadap perubahan lingkungan
II.
Anatomi
dan Fisiologi Sistem Endokrin
Sebagai mana pengertian dari sistem
endokrin di atas, maka berikut akan dijelaskan mengenai gambaran umu sistem
endokrin. Diantaranya sebagai berikut.
1. Sistem
endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi
aktivitas tubuh.
2. Pengendalian
endiokrin diperantarai oleh pembawa pesan kimia atau hormon, yang dilepas oleh
kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, diabsorbsi ke dalam aliran darah, dan
dibawa melalui sistem sirkulasi menuju sel target.
3. Hormone
mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu suatu molekul protein
yang memiliki sisi pengikat untuk hormon tertentu.
4. Respons
hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya
lebih luas daripada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem
saraf.
Pengahsil hormone adalah sel-sel khusus
pada kelenjar endokrin. Di dalam tubuh terdapat beberapa kelenjar endokrin yang
tersebar di tubuh, yaitu :
1. Kelenjar
hipofisis anterior dan posterior
2. Kelenjar
tiroid
3. Empat
kelenjar paratiroid
4. Dua
kelenjar adrenal
5. Pulau-pulau
Langerhans pada pancreas endokrin
6. Dua
ovarium
7. Dua
testis
8. Kelenjar
pineal dan kelenjar timus.
Kelenjar yang terletak pada bagian
cranium yaitu kelenjar hipofisis dan kelenjar hipotalamus. Adapun letak dari
kelenjar endokrin yang tertera di atas ditunjukkan pada gambar berikut.
Karakteristik Kelenjar Endokrin,
diantaranya sebagai berikut :
1. Kelenjar
endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mensekresi hormone langsung ke
dalam cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Sebaliknya, kelenjar eksokrin
seperti kelenjar saliva, mensekresi produknya ke dalam duktus.
2. Kelenjar
endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu hormone. Kecuali kelenjar paratiroid
hanya mensekresi hormone paratiroid
3. Konsentrasi
hormone dalam sirkulasi adalah rendah
a. Hormone
yang bersirkulasi dalam aliran darah hanya sedikit jika dibandingkan zat aktif
biologis lainnya, seperti glukosa dan kolesterol.
b. Walaupun
hormone dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu yang
memiliki reseptor spesifik yang dapat dipengaruhi.
4. Kelenjar
endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik. Ecara mikroskopis,
kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sekretori yang
dikelilingi banyak kapilar dan ditopang jaringan ikat.
III. Pengetian Hormon dan Fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani
hormone yang artinya membuat gerakan atau memebangkitkan. Hormon mengatur
berbagai proses yang mengatur kehidupan.
Hormon adalah pengahantar kimiawi yang
disekresikan oleh sel-sel khusus pada kelenjar endokrin dan dibawa oleh darah
ke sel-sel target. Hormon merupakan molekul mediator yang mengontrol sejumlah
fungsi esensial tubuh termasuk aktivitas kimia sel-sel pertumbuhan,
keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual dan respon terhadap
penyakit serta stress.
IV. Klasifikasi Hormon
Begitu banyak hormon yang terdapat dalam
tubuh manusia. Meskipun begitu banyak, namun hormon-hormon tersebut dapat diklasifikasikan
dengan meninjaunya dari beberapa aspek.
1. Klasifikasi
Hormon berdasarkan mekanisme kerjanya maka pembagian hormon menurut aspek
biokimianya, yaitu :
a. Hormon
Lipofilik
Kelompok
hormon ini menyampaikan pesan hormon dengan cara menembus membran sel dan
berikatan dengan reseptor spesifik di dalam sel sasarannya.
Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah :
1) Hormon
steroid : hormon yang dibentuk dari kolesterol, terdiri atas progesteron,
kortisol, aldosteron, testosteron, estradiol.
2) Hormon
tiroid (tiroksin)
3) Substansi
mirip hormon :
a) Derivat
vitamin A : retinoat, retinol, retinal
b) Eikosanoid
(hormon lokal) : berasal dari asam arakidonat, berefek parakrin, yang termasuk
eikosanoid adalah : prostaglandin, tromboksan, prostasiklin, dan leukotrien.
b. Hormon
Hidrofilik
Kelompok
hormon ini menyampaikan sinyal dengan cara berikatan pada bagian luar sel
sasaran pada reseptor spesifik yang terfiksasi di dalam membran sel. Pengikatan
hormon menyebabkan pembentukan caraka kedua di bagian dalam membran sel. Kemudian
caraka kedua mengatur respon sel target terhadap hormon melalui reaksi lainnya
Yang
termasuk dalak kelompok hormon hidrofilik adalah:
1) Derivat
asam amino : histamin, serotonin, melatonin, dan katekolamin. Histamin dibentuk
dari asam amino histidin, serotonin berasal dari asam amino triptofan,
melatonin berasal dari serotonin, sedangkan katekolamin berasal dari tirosin.
Katekolamin sendiri terdiri dari dopa, dopamin, noradrenalin, dan adrenalin.
2) Peptida
dan protein : insulin, lutropin, folitropin, oksitosin, vasopresin,
somatomedin, kalsitonin.
2. Klasifikasi
hormone berdasarkan fungsi utama endokrin.
a. Homeostasis
(keseimbangan)
1) Penyimpanan
dan penggunaan energy melalui pengendalian metabolism karbohidrat, lemak, dan
protein.
2) Imbangan
cairan tubuh dan elektrolit.
3) Fungsi
kardiovaskular.
Hormone
yang terlibat :
·
Insulin, glucagon, katekolamina, growth hormone, kortisol, dan tiroid.
·
Anti Diuretic Hormon (ADH) dan
aldosteron.
b. Reproduksi
1) Perkembangan
organ seks dan sifat-sifat kelamin sekunder
2) Gametogenesis
(produksi sel telur dan sperma)
3) Siklus
menstruasi
4) Kehamilan,
kelahiran, dan laktasi.
Hormone
yang terlibat
·
Estrogen (terutama estradiol),
progesterone
·
Prolaktin, oksitosin
·
Androgen (terutama testosterone)
3. Klasifikasi
hormon berdasarkan fungsi :
a. Hormon
pengembangan
Hormone
yang memegang peranan didalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormone ini
dihasilkan oleh kelenjar gonad.
b. Hormon
metabolisme
Proses
homeostasis glukosa dalam tubuh yang diatur bermacam-macam hormon. Contoh :
glucagon, katekolamin, dan glukokortikoid.
c. Hormon
tropik
Dihasilkan
oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi folikel pada ovarium dan
spermatogenesis.
d. Hormon
pengatur metabolism air dan mineral sitonia dihasilkan oleh kelenjar tiroid
untuk mengatur metabolism Ca dan fosfor.
V.
Mekanisme
Kerja Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin akan mengeluarkan
hormone bila ada stimulus atau rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan
kemudian diangkut oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga
bagian tubuh yang sesuai tersebut akan merespon misalnya insulin yang
disekresikan pancreas apabila kadar gula dalam darah tinggi.
Berikut mekanisme kerja hormone secara
spesifik :
1. Stimulasi
kerja enzim yang ada dalam sel. Aktivasi enzim melibatkan system reseptor terikat
membrane (pembawa pesan kedua).
a. Molekul-molekul
dari berbagai hormone protein dan polipeptida (pembawa pesan pertama) berikatan
dengan reseptor tetap pada permukaan sel yang spesifik terhadap hormone
tersebut.
b. Kompleks
hormone reseptor menstimulasi pemebentukan adenosine 3,5 – monofosfat siklik
(cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat menyampaikan pesan pertama
dari berbagai hormone.
1) Sintesis
cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat membrane, yang termasuk
keluarga protein regulator pengikat nukelotida guanine.
2) G-protein
mengalami perubahan bentuk, sehingga guanosin difosfat(GDP) yang tidak aktif
dapat diganti dengan enzim pengaktivasi, guanosin trifosfat (GTP).
3) Kompleks
G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase, untuk memproduksi cAMP.
c. Setiap
molekul cAMP mengaktivasi berbagai moleki cAMP-dependen protein kinase yang
sesuai.
1) Enzim
protein kinase mengkatalisis rreaksi fosforilasi khusu (transfer gugus fosfat)
untuk enzim kunci dalam sitoplasma.
2) Setiap
molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang sesuai dengan
enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari hormone yang
bersirkulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan aktivitas enzim
intraseluler utama
d. Aktivasi
enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi kimia,
bergantung pada sifat bawaan sel.
e. cAMP
terurai dengan cepat oleh enzim intraseluler fosfodisterase. Ini akan membatasi
durasi efek cAMP.
2. Aktivasi
gen melibatkan system reseptor intraselular
a. Hormone
steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida, menembus
membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormone tersebut berikatan dengan reseptor
internal bergerak dalam sitoplasma atau nucleus sel.
b. Kompleks
reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen yang transkripsinya
distimulasi oleh hormone. Disisi ini, kompleks akan berikatan dengan reseptor
DNA spesifik untuk hormone.
c. Gen
kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA yang
akan berdifusi ke dalam sitoplasma.
d. mRNA
kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu respons selular
terhadap hormone.
B.
Abnormalitas
Hormon
Sebagai bahan pembawa sinyal, hormon
beredar dalam darah hanya dalam konsentrasi kecil (antara 10-7 dan
10-12 M). Konsentrasi tersebut menunjukkan perubahan yang sangat
besar. Kebanyakan konsentrasi hormon berubah secara periodik dalam daur yang
dapat tergantung dari hari, bulan, musim dan daur berahi.
Konsentrasi hormon diatur secara tepat
melalui sistem umpan balik sederhana atau sistem yang diatur secara hierarki.
Kekurangan dan kelebihan hormone memiliki efek, diantaranya :
1. Abnormalitas
GH
a. kerdil
(dwarfism). Hiposekresi (defisiensi) GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan
pertumbuhan terhenti. Hormon pertumbuhan manusia digunakan secara terapeutik
dalam kasus dwarfism hipofisis.
b. Gigantisme.
Hipersekresi GH selama masa dan sebelum penutupan lempeng epifisis
mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan. Biasanya disebabkan
oleh tumor hipofisis yang sangat jarang terjadi.
c. Akromegali.
Hipersekresi GH setrelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan
penambahan panjang tulang panjang. Tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak
proporsional pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan
memperbesar ukuran tangan dan kaki
2. Abnormalitas
ADH
a. Hiposekresi
mengakibatkan diabetes insipidus, yang ditandai dengan rasa haus yang
berlebihan juga reproduksi urine berlebihan. Hal ini disebabkan karena adanya
kerusakan pada hipotalamus atau lobus posterior karena kegagalan ginjal
merespons ADH dalam jumlah kecil.
b. Hipersekresi
kadanga terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau karena tumor. Hal ini
mengakibatkan retensi air, dilusi cairan tubuh,
dan peningkatan volume darah.
3. Abnormalitas
sekresi tiroid
a. Hipotiroidisme
mengakibatkan penurunan aktivitas metabolic, konstipasi, letargi, reaksi mental
lambat, dan peningkatan simpanan lemak. Pada orang dewasa menyebabkan
miksedema, yang ditandai dengan adanya akumulasi air dan musin di bawah kulit,
sehingga penampakan edema terlihat. Pada anak kecil kretinisme yaitu retardasii
mental dan fisik.
b. Hipertiroidisme
mengakibatkan aktivitas metabolic meningkat, berat badan turun, gelisah,
tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, dan pada hipertiroidisme
berlebihan, gejalanya adalah toksisitas hormone. Dapat menyebabkan golter
eksolftalmik (penyakit Grave). Gejalanya berupa pembengkakan jaringan di bawah
kantung mata sehingga bola mata menonjol.
c. Golter
(gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid. Gondok ringan berkaitan dengan
hipotiroidisme terjadi di daerah yang mengalami defisiensi iodium.
4. Abnormalitas
paratiroidisme
a. Hiperparatiroidisme
diakibatkan oleh tumor paratiroid. Mengakibatkan peningkatan aktivitas
osteoklas, resorpsi tlang dan dekalsifikasi serta pelemahan tulang.
b. Hipoparatiroidisme
mengakibatkan penurunan kadar kalsium darah dan peningkatan iritabilitas system
neuromuscular. Jika berlebihan dapat menyebabkan tetanus.
5. Abnormalitas
adrenokortikal
a. Hiposekresi
terjadi karena destruksi jaringan kortikal akibat penyakit atau atrofi, dikenal
sebagai penyakit Addison. Mengakibatkan ketidakseimbangan Na-Ka dalam darah,
penghitaman kuli (akibat penambahan ACTH, mirip dengan MSH, dan penurunan
kemampuan untuk merespons stress fisiologis.
b. Hipersekresi
dapat terjadi akibat tumor adrenal atau peningkatan produksi ACTH. Sekresi
aldosteron yg berlebihan mengakibatkan peningkatan natrium tubuh, volume cairan
ekstraseluler, curah jantung, dan tekanan darah. Cushing’s disease terjadi
akibat produksi glukokortikoid berlebihan pada zona fasikulata yang
mengakibatkan peningkatan mobilisasi protein dan lemak, sehingga terjadi
kelemhan otot dan penumpukan lemak di leher, wajah dan trunkus
C.
Hormon
Pertumbuhan
I.
Pengertian
dan Fisiologi Hormon Pertumbuhan
Hormon yang berperan terhadap
pertumbuhan yaitu growth hormone (hormon
somatotropin) dan hormone tiroksin. Hormone pertumbuhan (GH) adalah hormone
protein yang dilepaskan dalam pola diurnal selama 24 jam. Sekitar 70% sekresi
harian terjadi dalam satu ledakan 1-4 jam setelah awitan tidur. Peningkatan
pelepasan GH terjadi selama pubertas dan kehamilan.
Hormone pertumbuhan meningkatkan
sintesis protein di semua sel tubuh, terutama sel otot. GH menstimulasi
pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel penghasil tulang di tubuh.
GH sangat penting untuk pertumbuhan tulang longitudinal dan untuk remodeling
tulang yang terus-menerus berlangsung seumur hidup. Efek GH pada tulang dan
kartilago terjadi melaui peptide perantara, yang disebut somatomedin atau factor
pertumbuhan mirip insulin (IGF), yang dilepaskan dari hati sebagai respons
terhadap hormone pertumbuhan. GH secara langsung menstimulasi pertumbuhan
hampir semua organ lain pada tubuh, termasuk otot jantung, kulit dan kelenjar
endokrin.
Hormone pertumbuhan menyebabkan
pemecahan lemak dan penggunaan lebih lanjut asam lemak sebagai energy. Karena
lemak digunakan sebagai sumber energy, GH menyebabkna peningkatan glukosa
darah yang bersirkulasi. GH juga
menyebabkna insentivitas terhadap insulin. Dengan menurunnya sensitivitas
terhadap insulin, sebagian besar sel tidak mengangkut glukosa melalui intrasel
sehingga meningkatkan kadar glukosa plasma lebih lanjut.
Hormone tiroksin mencapai 90% dari
seluruh sekresi kelenjar tiroid. Hormone tiroksin meningkatkan laju metabolic
hampir semua sel tubuh. Hormone ini menstimulasi konsumsi oksigen dan
memperbesar pengeluaran energy, terutama dalam bentuk panas. Mengendalikan
pertumbuhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan jaringan
saraf.
II.
Faktor
yang Mempengaruhi Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan dilepaskan dari
hipofisis anterior sebagai respons terhadap keseimbangan antara dua hormon
hypothalamus; GHRH dan Growth Inhibiting
Hormon, yang juga disebut somatostatin. GH bekerja dengan cara umpan balik
negative pada hipotalamus untuk menurunkan pelepasan GHRH lebih lanjut.
Peningkatan GHRH terjadi sebagai respons
terhadap peningkatan kadar asam amino yang bersirkulasi, hipoglikemia, puasa
atau kelaparan, stress fisisk dan emosional, dan penurunan GH. Olahraga
menstimulasi pelepasan GHRH, secara langsung atau memilki efek hipoglikemia dan
stress fisik. Hormon reproduktif (estrogen dan testosterone) tampak
meningkatkan sekresi GH, baik dengan bekerja secara langsung pada hipofisis
ataupun melalui stimulasi GHRH.
Hipotalamus melepaskan hormon inhibisi
untuk GH, yang disebut somatostatin. Somatostatin dilepaskan sebagai respons
terhadap glukosa darah yang tinggi, asam lemak bebas, , obesitas, dan kortisol.
Pengaruh emosi, termasuk stress, menstimulasi somatostatin, kemungkinan besar
melalui peningkatan kortisol sehingga menurunkan pertumbuhan.
III. Abnormalitas Hormon Pertumbuhan
1. Abnormalitas
GH
a. kerdil
(dwarfism). Hiposekresi (defisiensi) GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan
poertumbuhan terheti. Hormone pertumbuhan manusia digunakan secara terapeutik
dalam kasus dwarfism hipofisis.
b. Gigantisme.
Hipersekresi GH selama masa dan sebelum penutupan lempeng epifisis
mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan. Biasanya disebabkan
oleh tumor hipofisis yang sangat jarang terjadi.
c. Akromegali.
Hipersekresi GH setrelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan
penambahan panjang tulang panjang. Tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak
proporsional pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan
memperbesar ukuran tangan dan kaki
2. Abnormalitas
tiroksin, biasanya terjadi akibat defisisensi iodium, atau malfungsi
hipotalamus, hipofisis atau kelenjar tiroid.
a. Hipotiroidisme
adalah penurunan produksi hormon tiroid (tiroksin). Hal ini mengakibatkan
penurunan aktivitas metabolic, konstipasi, letargi, reaksi mental lambat, dan
peningkatan simpanan lemak.
1) Pada
orang dewasa, kondisi ini menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanya
akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga penampakan edema terlihat.
2) Pada
anak kecil, hipotiroidisme mengakibatkan retardasi mental dan fisik, disebut
dengan krtinisme.
b. Hipertiroidisme
adalah produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan aktivitas
metabolic meningkat, berat badan turun, gelisah, tremor, diare, frekuensi
jantung meningkat, dan pada hipertiroidisme berlebihan , gejalanya dalah
toksisitas hormon.
1) Hipertiroidisme
berlebihan dapat menyebabkan goiter eksoftalmik (penyakit grave). Gejalanya
berupa pembengkankan jaringan di bawah kantung mata sehingga bola mata
menonjol.
2) Goiter
(gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid. Gondok ringan berkaitan dengan
hipotiroidisme terjadi di daerah yang mengalami defisiensi iodium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar